“Kinerja dan Kebutuhan Berprestasi (Need Achievement) Guru”

Foto: Piala Juara Umum, Pemilihan Guru & Tenaga Pendidik Provinsi Aceh
Foto: Piala Juara Umum, Pemilihan Guru & Tenaga Pendidik Provinsi Aceh

Guru sebagai tenaga pendidik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan tujuan pendidikan, karena guru langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk memberikan bimbingan yang akan menghasilkan tamatan yang diharapkan. Jadi, merupakan sumber daya manusia yang menjadi perencanaan, pelaku dan penentu tercapainya tujuan pendidikan.

Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik menjadi tolak ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan guru.

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru, salah satunya yaitu motivasi berprestasi. Guru yang memiliki dorongan kuat untuk berhasil yang lebih mengejar prestasi daripada imbalan terhadap keberhasilan. Dorongan ini yang di sebut kebutuhan untuk berprestasi (achievement need). motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji (McClelland (dalam Mangkunegara, 2006).

Motivasi berprestasi guru yang tinggi disuatu sekolah akan memberikan dampak positif baik bagi individu maupun sekolah tersebut. Motivasi berprestasi yang tinggi akan mempunyai semangat, keinginan dan energi yang besar dalam diri individu untuk bekerja seoptimal mungkin. Motivasi berprestasi yang tinggi pada guru akan membawa dampak positif bagi proses belajar mengajar di sekolah dan meningkatkan daya saing guru.

Berdasarkan hasil penelitian McClelland (1961), Edward Murray (1957), Miler dan Gordon W (1970), Anwar Prabu Mangkunegara, (2000) menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kinerja. Artinya, pimpinan, manajer dan pegawai yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi akan mencapai kinerja tinggi, dan sebaliknya mereka yang kinerjanya rendah disebabkan karena motivasi kerjanya rendah (Mangkunegara, 2006).

 

Penulis: Hendri Putra  (CH,CHT, MHt, MCH)

 

Sumber:

  1. Mangkunegara, A. P. (2006). Evaluasi kinerja SDM. Bandung: PT Refika Aditama.
  2. Mangkunegara, A. P. (2002). Manajemen sumber daya manusia perusahaan . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
  3. Munandar, A. S. (2010). Psikologi industri dan organisasi. Tangerang: UI-Press.

Related Posts